Saturday, April 6, 2013

Gerakan Mutu dalam Pendidikan

Gerakan mutu terpadu atau Total Quality Management (TQM) dalam pendidikan masih tergolong baru. Hanya ada sedikit literatur yang membuat referensi tentang hal ini sebelum 1980-an. Beberapa upaya reorganisasi terhadap praktek kerja dengan konsep TQM telah dilaksanakan oleh beberapa universitas di Amerika dan beberapa pendidikan tinggi di Inggris. Inisiatif untuk menerapkan metode tersebut berkembang di Amerika terlebih dahulu kemudian di Inggris, namun di awal 1990-an kedua negara tersebut betul-betul dilanda gelombang metode tersebut. Ada banyak gagasan yang dihubungkan dengan mutu dan juga dikembangkan dengan baik oleh institusi-institusi pendidikan tinggi yang kemudian gagasan-gagasan mutu tersebut terus-menerus diteliti dan diimplementasikan di sekolah-sekolah.



Sebuah penelitian yang dilakukan Robert Kaplan dari Harvard BusinessSchool menemukan hanya sedikit pengetahuan dan penelitian tentang TQM di program MBA dan program-program studi bisnis lainnya di 20 universitas terkemuka Amerika. Pada beberapa negara Eropa juga terjadi hal yang sama, di mana terdapat kesenjangan antara kebutuhan industri terhadap pengajaran dan penelitian TQM dengan kurikulum program-program bisnis.

Ada semacam keengganan tradisional dalam beberapa pendidikan di Inggris untuk menerapkan metodologi dan bahasa manajemen industri. hal ini kemungkinan besar menjadi penyebab jauhnya pendidikan dari visi gerakan mutu. beberapa pelaku pendidikan tidak suka menarik analogi antara proses pendidikan dengan penciptaan produk-produk industri. Walaupun demikian, beberapa inisiatif baru seperti penempatan guru dalam industri dan kerjasama pendidikan dengan bisnis (Education Business Partnership) telah membuat hubungan kedua pihak semakin dekat dan membuat konsep-konsep industri semakin dapat diterima dalam dunia pendidikan. Dan pada akhirnya ada keinginan yang terus meningkat dari pelaku pendidikan untuk mengeksplorasi pelajaran-pelajaran dari industri.

Meningkatnya minat dunia pendidikan juga terjadi di Inggris Raya, yang bertepatan dengan dikeluarkannya undang-undang reformasi pendidikan pada tahun 1988. Undang-undang tersebut telah memberi penekanan pada pengawasan terhadap proses pendidikan melalui indikator-indikator prestasi (performance indicators). indikator ini merupakan acuan yang mengarah pada efisiensi proses. indikator-indikator tersebut hanya memberikan ukuran yang belum sempurna tentang mutu belajar atau tentang efektifitas institusi dalam menemukan kebutuhan pelanggannya. Institusi-institusi yang menggunakan indikator-indikstor prestasi mulai menunjukkan keseriusannya terhadap TQM sebagai suatu nilai untuk meningkatkan standar pelayanannya.

Peningkatan mutu menjadi semakin penting bagi institusi yang digunakan untuk memperoleh kontrol yang lebih baik melalui usahanya sendiri. Kebebasan yang baik harus disesuaikan dengan akuntabilitas yang baik. institusi-institusi harus mendemonstrasikan bahwa mereka mampu memberikan pendidikan yang bermutu kepada peserta didik. Kita hidup di era kompetisi yang tidak jelas, di mana kita sekarang menemukan sekolah-sekolah yang menawarkan pendidikan kejuruan. Oleh sebab itu, diperlukan pemberian informasi kepada orang tua sehingga mereka dapat malakukan perbandingan dan menentukan pilihan. Mutu terkadang hanya menjadi satu-satunya faktor pembeda bagi sebuah institusi. Fokus terhadap kebutuhan pelanggan, yang notabene merupakan poin inti dari mutu, merupakan salah satu cara yang paling efektif dalam menghadapi kompetisi dan bertahan di dalamnya.

Konsep TQM telah memperoleh dukungan resmi, kurang lebih dari 16 institusi pendidikan. Dewan Rektor dan Kepala Seloah juga sudah mempublikasikan Teaching Standard and Excellence in Higher Education pada tahun 1991, dengan sub judul Developing a Culture for Quality. Dari buku tersebut dapat disimpulan bahwa masing-masing universitas harus mengembangkan sistem Total Quality Management (TQM)-nya sendiri-sendiri- sendiri. Yang sangat mengejutkan, adalah mengapa mutu dan Mutu terpadu TQM dalam pendidikan baru memperoleh pengakuan setelah sekian lama mutu tersebut berhasil dalam dunia industri? Meskipun demikian, satu hal yang bisa kita yakini bersama bahwa layanan mutu merupakan isu kunci bagi seluruh sektor pendidikan pada masa dekade mendatang.


Sumber:
Sallis, E. (2006). Total Quality Management in Education. Yogyakarta: IRCiSoD

Semoga Bermanfaat.

No comments: