Friday, April 12, 2013

Kegagalan Mutu dalam Pendidikan


Deming tentang Sebab-Sebab Kegagalan Mutu
Jika para manajer benar-benar memperhatikan mutu secara serius, maka mereka harus memahami sebab-sebab kegagalan mutu. Karena untuk menyelesaikan masalah dengan baik diperlukan pemahaman terhadap penyebab-penyebabnya. Dan analisa terhadap kegagalan mutu merupakan salah satu analisa terpenting dari penelitian Deming. Dia membedakan sebab-sebab kegagalan menjadi dua bentuk, yaitu “umum” dan “khusus”. Sebab-sebab umum adalah sebab-sebab yang diakibatkan oleh kegagalan sistem. Masalah sistem ini merupakan masalah internal proses sebuah institusi. Masalah-masalah tersebut hanya bisa diatasi jika sistem, proses, dan prosedur sebuah institusi tersebut diubah. Sementara sebab-sebab khusus melahirkan variasi-variasi yang non-acak di dalam sistem dan merupakan sebab-sebab eksternal.

Sebab-Sebab Umum Kegagalan Mutu dalam Pendidikan

Sebab-sebab umum rendahnya mutu pendidikan bisa disebabkan oleh beberapa sumber yang mencakup desain kurikulum yang lemah, bangunan yang tidak memenuhi syarat, lingkungan kerja yang buruk, sistem dan prosedur yang tidak sesuai, jadwal kerja yang serampangan, sumber daya yang kurang, dan pengembangan staf yang tidak memadai. Jika kesalahan dan kegagalan tersebut diidentifikasi sebagai akibat dari masalah sistem, kebijakan, atau sumber daya, maka hal tersebut adalah kegagalan dari “sebab umum”. Implikasi manajemennya adalah sebab-sebab tersebut harus dihilangkan dan sistem serta prosedurnya harus disusun, ditetapkan, dan dikembangkan kembali. Hal ini mungkin memerlukan perubahan kebijakan atau pelatihan-pelatihan baru.

Hal terpenting yang harus dicatat di sini adalah, hanya pihak manajemen yang dapat membenahi masalah tersebut. Hanya manajemen yang memiliki wewenang untuk menetapkan kebijakan atau mendesain ulang kebijakan sebuah sistem. Staf yang lain mungkin hanya melihat perlunya perubahan, tapi implementasi perubahan tersebut hanya akan terjadi ketika manajemen mengambil tindakan. Untuk menentukan akar dan penyebaran sebuah masalah, diperlukan sebuah upaya untuk mencari data-data kegagalan dan melakukan pemeriksaan secara teratur.

Kesalahan yang sering kali terjadi di dunia pendidikan adalah kurangnya penelitian dan analisa terhadap sebab-sebab rendahnya tingkat pencapaian tujuan, serta belum terwujudnya penelitian dan analisa tersebut sebagai subjek aksi manajerial.

Sebab-Sebab Khusus Kegagalan Mutu dalam Pendidikan

Sebab-sebab khusus kegagalan mutu sering diakibatkan oleh prosedur dan aturan yang tidak diikuti atau ditaati, meskipun kegagalan tersebut mungkin juga diakibatkan oleh kegagalan komunikasi atau kesalah-pahaman. Kegagalan ini juga bisa diakibatkan oleh anggota individu staf yang tidak memiliki skil, pengetahuan, dan sifat yang dibutuhkan untuk menjadi seorang guru atau manajer pendidikan. Sebab-sebab khusus masalah mutu bisa mencakup kurangnya pengetahuan dan keterampilan anggota, kurangnya motivasi, kegagalan komunikasi, atau masalah yang berkaitan dengan perlengkapan. Dan jika semua masalah disebabkan oleh sebab-sebab khusus, maka masalah tersebut bisa diatasi dengan tanpa mengganti kebijakan atau mendesain kembali sistem. Mengubah sistem merupakan hal yang tidak tepat dan bisa mengakibatkan terjadinya kegagalan yang lebih fatal.

Sumber kegagalan membutuhkan identifikasi dan penyelesaian. Menangani sebab-sebab khusus juga merupakan tanggungjawab manajemen. Memang, staf lain sangat mungkin bisa menangani dan menyelesaikan masalah tersebut, namun terkadang mereka tidak memiliki otoritas yang cukup. Banyak masalah khusus dalam pendidikan muncul dari sejumlah kecil individu yang kurang memiliki motivasi atau keterampilan untuk menjadi seorang guru yang efektif. Hanya manajemen yang memiliki otoritas yang dapat menemukan solusi yang tepat untuk masalah ini.

Peran Manajer dalam Menangani Kegagalan

Implikasi perbedaan antara sebab-sebab umum dan khusus sangat penting bagi manajer. Apakah kegagalan mutu disebabkan oleh sebab-sebab umum ataukah sebab-sebab khusus? Tidak ada gunanya memberikan pelatihan motivasi kepada karyawan jika memang masalah yang dihadapi tidak bisa diselesaikan oleh sekedar motivasi. Terlalu sering kesalahan dan masalah yang dilimpahkan sebagai kesalahan individu, disaat penyebab sejati kesalahan tersebut adalah kesalahan kebijakan dan sistem. Masalah yang ditimbulkan oleh sistem hanya bisa diatasi oleh mereka yang bisa mendesain ulang sebuah sistem. Sebagian besar masalah sedemikian disebabkan oleh manajemen yang lemah atau tidak mencukupi.
Mengetahui sebab kegagalan mutu dan memperbaikinya adalah tugas kunci seorang manajer. Sudah terlalu sering solusi atau orang yang tidak tepat ditugaskan untuk memecahkan masalah. Juga sudah terlalu sering individu dipersalahkan dengan kesalahan yang bukan kesalahan mereka. Dalam kasus-kasus sedemikian, mereka berubah menjadi frustasi ketika usaha mereka dinyatakan gagal. Pembedaan sederhana namun penting yang dilakukan Deming, melahirkan wawasan yang cerdas dalam mengatasi kegagalan mutu. Deming dengan sangat jelas menyatakan bahwa dalam sebagian besar kasus, ketika terjadi suatu kesalahan, staf bukan pihak yang serta merta harus disalahkan. Namun kenyataannya, sering kali para guru menjadi kambing hitam atas kegagalan yang terjadi dalam sistem pendidikan.

Di dalam literatur total quality management (TQM) disebutkan bahwa pengembangan mutu yang berhasil membutuhkan komitmen abadi pihak manajemen. TQM juga menegaskan bahwa komitmen bukan sekedar mendorong usaha orang lain. Dalam istilah praktisnya, komitmen adalah kesadaran manajemen bahwa mereka adalah pihak yang bertanggungjawab untuk menemukan solusi bagi sebuah kesalahan dan kegagalan.

Sumber:
Sallis, E. (2006). Total Quality Management in Education. Yogyakarta: IRCiSoD

Semoga Bermanfaat.

No comments: