Deming tentang Sebab-Sebab Kegagalan Mutu
Jika para
manajer benar-benar memperhatikan mutu secara serius, maka mereka harus
memahami sebab-sebab kegagalan mutu. Karena untuk menyelesaikan masalah dengan
baik diperlukan pemahaman terhadap penyebab-penyebabnya. Dan analisa terhadap
kegagalan mutu merupakan salah satu analisa terpenting dari penelitian Deming.
Dia membedakan sebab-sebab kegagalan menjadi dua bentuk, yaitu “umum” dan
“khusus”. Sebab-sebab umum adalah sebab-sebab yang diakibatkan oleh kegagalan
sistem. Masalah sistem ini merupakan masalah internal proses sebuah institusi.
Masalah-masalah tersebut hanya bisa diatasi jika sistem, proses, dan prosedur
sebuah institusi tersebut diubah. Sementara sebab-sebab khusus melahirkan
variasi-variasi yang non-acak di dalam sistem dan merupakan sebab-sebab
eksternal.
Sebab-Sebab Umum Kegagalan Mutu dalam
Pendidikan
Sebab-sebab umum rendahnya mutu pendidikan bisa disebabkan oleh beberapa sumber yang mencakup desain kurikulum yang lemah, bangunan yang tidak memenuhi syarat, lingkungan kerja yang buruk, sistem dan prosedur yang tidak sesuai, jadwal kerja yang serampangan, sumber daya yang kurang, dan pengembangan staf yang tidak memadai. Jika kesalahan dan kegagalan tersebut diidentifikasi sebagai akibat dari masalah sistem, kebijakan, atau sumber daya, maka hal tersebut adalah kegagalan dari “sebab umum”. Implikasi manajemennya adalah sebab-sebab tersebut harus dihilangkan dan sistem serta prosedurnya harus disusun, ditetapkan, dan dikembangkan kembali. Hal ini mungkin memerlukan perubahan kebijakan atau pelatihan-pelatihan baru.
Hal
terpenting yang harus dicatat di sini adalah, hanya pihak manajemen yang dapat
membenahi masalah tersebut. Hanya manajemen yang memiliki wewenang untuk
menetapkan kebijakan atau mendesain ulang kebijakan sebuah sistem. Staf yang
lain mungkin hanya melihat perlunya perubahan, tapi implementasi perubahan
tersebut hanya akan terjadi ketika manajemen mengambil tindakan. Untuk
menentukan akar dan penyebaran sebuah masalah, diperlukan sebuah upaya untuk
mencari data-data kegagalan dan melakukan pemeriksaan secara teratur.
Kesalahan
yang sering kali terjadi di dunia pendidikan adalah kurangnya penelitian dan
analisa terhadap sebab-sebab rendahnya tingkat pencapaian tujuan, serta belum
terwujudnya penelitian dan analisa tersebut sebagai subjek aksi manajerial.
Sebab-Sebab Khusus Kegagalan Mutu dalam
Pendidikan
Sebab-sebab khusus kegagalan mutu sering diakibatkan oleh prosedur dan aturan yang tidak diikuti atau ditaati, meskipun kegagalan tersebut mungkin juga diakibatkan oleh kegagalan komunikasi atau kesalah-pahaman. Kegagalan ini juga bisa diakibatkan oleh anggota individu staf yang tidak memiliki skil, pengetahuan, dan sifat yang dibutuhkan untuk menjadi seorang guru atau manajer pendidikan. Sebab-sebab khusus masalah mutu bisa mencakup kurangnya pengetahuan dan keterampilan anggota, kurangnya motivasi, kegagalan komunikasi, atau masalah yang berkaitan dengan perlengkapan. Dan jika semua masalah disebabkan oleh sebab-sebab khusus, maka masalah tersebut bisa diatasi dengan tanpa mengganti kebijakan atau mendesain kembali sistem. Mengubah sistem merupakan hal yang tidak tepat dan bisa mengakibatkan terjadinya kegagalan yang lebih fatal.
Sumber
kegagalan membutuhkan identifikasi dan penyelesaian. Menangani sebab-sebab
khusus juga merupakan tanggungjawab manajemen. Memang, staf lain sangat mungkin
bisa menangani dan menyelesaikan masalah tersebut, namun terkadang mereka tidak
memiliki otoritas yang cukup. Banyak masalah khusus dalam pendidikan muncul
dari sejumlah kecil individu yang kurang memiliki motivasi atau keterampilan
untuk menjadi seorang guru yang efektif. Hanya manajemen yang memiliki otoritas
yang dapat menemukan solusi yang tepat untuk masalah ini.
Peran Manajer dalam Menangani Kegagalan
Implikasi perbedaan antara sebab-sebab umum dan khusus sangat penting bagi manajer. Apakah kegagalan mutu disebabkan oleh sebab-sebab umum ataukah sebab-sebab khusus? Tidak ada gunanya memberikan pelatihan motivasi kepada karyawan jika memang masalah yang dihadapi tidak bisa diselesaikan oleh sekedar motivasi. Terlalu sering kesalahan dan masalah yang dilimpahkan sebagai kesalahan individu, disaat penyebab sejati kesalahan tersebut adalah kesalahan kebijakan dan sistem. Masalah yang ditimbulkan oleh sistem hanya bisa diatasi oleh mereka yang bisa mendesain ulang sebuah sistem. Sebagian besar masalah sedemikian disebabkan oleh manajemen yang lemah atau tidak mencukupi.
Mengetahui
sebab kegagalan mutu dan memperbaikinya adalah tugas kunci seorang manajer.
Sudah terlalu sering solusi atau orang yang tidak tepat ditugaskan untuk
memecahkan masalah. Juga sudah terlalu sering individu dipersalahkan dengan
kesalahan yang bukan kesalahan mereka. Dalam kasus-kasus sedemikian, mereka
berubah menjadi frustasi ketika usaha mereka dinyatakan gagal. Pembedaan sederhana
namun penting yang dilakukan Deming, melahirkan wawasan yang cerdas dalam
mengatasi kegagalan mutu. Deming dengan sangat jelas menyatakan bahwa dalam
sebagian besar kasus, ketika terjadi suatu kesalahan, staf bukan pihak yang
serta merta harus disalahkan. Namun kenyataannya, sering kali para guru menjadi
kambing hitam atas kegagalan yang terjadi dalam sistem pendidikan.
Di dalam
literatur total quality management
(TQM) disebutkan bahwa pengembangan mutu yang berhasil membutuhkan komitmen
abadi pihak manajemen. TQM juga menegaskan bahwa komitmen bukan sekedar
mendorong usaha orang lain. Dalam istilah praktisnya, komitmen adalah kesadaran
manajemen bahwa mereka adalah pihak yang bertanggungjawab untuk menemukan
solusi bagi sebuah kesalahan dan kegagalan.
Sumber:
No comments:
Post a Comment