Sunday, April 14, 2013

Nabi Muhammad SAW. Terkena Sihir




Benarkah Nabi Muhammad saw. pernah terkena sihir?

    Beberapa riwayat menyatakan bahwa Rasulullah saw. pernah disihir oleh Labid bin al-A’sham. Sihir tersebut telah mempengaruhi Nabi saw., sehingga adakalanya beliau merasa melakukan sesuatu padahal sebenarnya tidak. Atau mendatangi suatu tempat padahal tidak. Kemudian Allah memberi tahu bahwa ia terkena sihir, lalu dikeluarkanlah dari dasar sumur sebuah benda yang digunakan sebagai media sihir. Setelah itu, Nabi saw. terbebas dari pengaruh sihir tersebut.

    Bila kita membaca beberapa kitab tafsir, kita akan jumpai beragam sikap terhadap kasus ini. Ada yang menerimanya sebagai riwayat sahih dan meyakini Rasul saw. pernah terkena sihir, ada juga yang meragukan bahkan tidak mempercayainya, semisal Syaikh Muhammad Abduh dalam Tafsir Al Quran Al Kariim (juz A’mma), Ust. Sayyid Quthb dalam Tafsir Fi Zhilalil Quran, dan lain-lain.

    Penulis (Aam Amiruddin) cenderung memihak pada pendapat kedua yang menyatakan bahwa riwayat yang menjelaskan Rosul saw. terkena sihir patut dipertanyakan (dikritisi) karena bertentangan dengan dua prinsip berikut:

Pertama, Rasulullah saw. itu terpelihara dari gangguan sihir: 

“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan apa yang diperintahkan itu, berarti kamu tidak meyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.” (Q.S. Al Maidah 5: 67)

    Ayat ini menjelaskan bahwa Rasul saw. bertugas menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada umat manusia, dan Allah swt. Akan memeliharanya dari gangguan manusia. Di antara ahli tafsir ada yang menyebutkan, yang dimaksud dengan gangguan manusia adalah pembunuhan dan ada juga yang mengartikannya dengan gangguan sihir. Artinya, Rasul akan selamat dari pembunuhan dan gangguan sihir.

Kedua, Rasul saw. adalah orang yang paling beriman. Allah SWT. telah menjamin orang-orang beriman tidak akan bisa dicelakakan setan;

“Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu (setan) terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikuti kamu, yaitu orang-orang yang sesat.” (Q.S. Al Hijr 15: 42)

    Maksudnya, orang-orang saleh yang benar-benar ikhlas tidak akan diperbudak atau dibinasakan setan. Atau dengan kata lain, setan tidak akan mampu membinasakan dan menyesatkan orang-orang yang kuat imannya kepada Allah. Kita sadari bahwa Rasulullah saw. adalah orang yang paling kuat imannya dan paling ikhlas amalnya, karena itu tidak masul akal kalau beliau terkena sihir.

    Berdasarkan alasan-alasan di atas, bisa kita simpulkan bahwa riwayat yang menjelaskan Rasullullah saw. terkena sihir adalah dlaif (lemah) dari segi matan (substansi isi hadis) karena bertentangan dengan sejumlah ayat Al Quran dan akal sehat. Jadi, tidak masuk akal bila orang saleh sekaliber Nabi saw. terkena sihir. Wallahu A’lam.

Sumber:
Amiruddin, A. (2005). Bedah Masalah Kontemporer I: Tanya Jawab Aqidah dan Akhlak. Bandung: Khasanah Intelektual.

No comments: