Alangkah baiknya kita
memahami perbedaan tiga gagasan tentang mutu sebelum merencanakan sebuah interaksi dengan orang lain dalam bidang apapun termasuk dalam pengelolaan pendidikan yang memang harus menganut gagasan yang berasal dari dunia industri ini. Ada perbedaan-perbedaan yang
mendasar antara kontrol mutu (quality
control), jaminan mutu (quality
assurance), dan mutu terpadu (total
quality).
Kontrol
mutu secara historis merupakan konsep mutu yang paling tua. Ia melibatkan
delteksi dan eliminasi komponen-komponen atau produk gagal yang tidak sesuai
dengan standar. Ini merupakan sebuah proses pasca-produksi yang melacak dan
menolak item-item yang cacat. Kontrol mutu biasanya dilakukan oleh
pekerja-pekerja yang dikenal sebagai pemeriksa mutu. Inspeksi dan pemeriksaan
adalah metode-metode umum dari kontrol mutu, dan sudah digunakan secara luas
dalam pendidikan untuk memeriksa apakah standar-standar dalam pendidikan telah dipenuhi atau
belum.
Jaminan
Mutu berbeda dari kontrol mutu, baik sebelum maupun ketika proses tersebut
berlangsung. Penekanan gagasan ini bertujuan untuk mencegah terjadi kesalahan sejak
awal proses produksi. Jaminan mutu didesain sedemikian rupa untuk menjamin
bahwa proses produksi menghasilkan produk yang benar-benar memenuhi spesifikasi yang telah
ditetapkan sebelumnya. Jaminan mutu adalah sebuah cara memproduksi produk yang
bebas dari cacat dan kesalahan. Tujuannya, dalam istilah Philip B. Crosby,
adalah menciptakan produk tanpa cacat (zero
defects). Jaminan mutu adalah pemenuhan spesifikasi produk secara konsisten
atau menghasilkan produk yang “selalu baik sejak awal (right first time every time)”.
Jaminan mutu
lebih menekankan pada tanggung jawab tenaga kerja dibandingkan inspeksi kontrol
mutu, meskipun sebenarnya inspeksi tersebut juga memiliki peranan dalam jaminan
mutu. Mutu barang atau jasa yang baik dijamin oleh sistem, yang dikenal sebagai
sistem jaminan mutu, yang memposisikan secara tepat bagaimana produksi
seharusnya berperan sesuai dengan standar. Standar-standar mutu diatur oleh
prosedur-prosedur yang ada dalam sistem jaminan mutu.
Mutu terpadu atau total quality management (TQM) merupakan perluasan dan
pengembangan dari jaminan mutu. Mutu terpadu adalah usaha menciptakan sebuah
kultur mutu yang mendorong semua anggota pekerjanya untuk memuaskan para
pelanggan. Dalam konsep mutu terpadu pelanggan adalah raja. Ini merupakan
pendekatan yang dipopulerkan oleh Peters dan Waterman dalam In Search of Excellence, dan telah
menjadi tema khas dalam tulisan-tulisan Tom Peters. Beberapa perusahaan,
seperti Marks and Spencer, British Airways, dan Sainsburys telah mencari
pendekatan ini dalam waktu yang cukup lama. Konsep ini berbicara tentang
bagaiman memberikan sesuatu yang diinginkan oleh para pelanggan, serta kapan
dan bagaimana mereka menginginkannya.
Konsep mutu terpadu ini disesuaikan dengan perubahan harapan dan gaya pelanggan dengan cara mendesain produk dan jasa yang memenuhi dan memuaskan harapan mereka. (pelanggan). Dengan memuaskan pelanggan, bisa dipastikan bahwa mereka akan kembali lagi dan memberitahu teman-temannya tentang produk atau layanan tersebut. Hal ini disebut dengan istilah mutu yang menjual (sell-on quality). Persepsi dan harapan para pelanggan diakui sebagai sesuatu yang bersifat jangka pendek dan bisa berubah-ubah. Demikian juga dengan sebuah organisasi, di mana ia harus menemukan metode-metode yang tepat untuk mendekatkan diri dengan para pelanggan agar dapat merespon perubahan selera, kebutuhan, dan keinginan mereka.
Hirarki Konsep Mutu |
Konsep mutu terpadu ini disesuaikan dengan perubahan harapan dan gaya pelanggan dengan cara mendesain produk dan jasa yang memenuhi dan memuaskan harapan mereka. (pelanggan). Dengan memuaskan pelanggan, bisa dipastikan bahwa mereka akan kembali lagi dan memberitahu teman-temannya tentang produk atau layanan tersebut. Hal ini disebut dengan istilah mutu yang menjual (sell-on quality). Persepsi dan harapan para pelanggan diakui sebagai sesuatu yang bersifat jangka pendek dan bisa berubah-ubah. Demikian juga dengan sebuah organisasi, di mana ia harus menemukan metode-metode yang tepat untuk mendekatkan diri dengan para pelanggan agar dapat merespon perubahan selera, kebutuhan, dan keinginan mereka.
Sumber:
No comments:
Post a Comment