Saturday, May 9, 2015

Cara Memilih Jurusan di SMK

Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) atau Penerimaan Siswa Baru (PSB) merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahun oleh sekolah dan bukanlah sesuatu yang baru bagi kalangan pendidikan apalagi untuk guru yang biasa menjadi panitia PPDB/PSB di sekolah. Akan tetapi bagi para calon peserta didik baru (siswa baru) dan sebagian orang tua hal ini merupakan sesuatu yang perlu dicermati, terutama saat anak berminat masuk ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di mana calon siswa harus memilih jurusan yang akan dimasuki agar anak dan orang tua tidak “menyesal” di kemudian hari. Melalui tulisan sederhana ini, saya hanya sekedar berbagi beberapa hal yang saya rasa perlu diperhatikan oleh para calon siswa SMK dan para orang tua dalam memilih jurusan di SMK.

A. Lingkup Jurusan

Keterangan yang paling utama dalam memilih jurusan di SMK adalah lingkup pembelajaran jurusan itu sendiri. Pemahaman tentang suatu jurusan sangat erat kaitannya dengan minat calon siswa, karena minat merupakan salah satu faktor penting dalam belajar. Jika jurusan yang dimasuki tidak sesuai dengan minat, maka proses pembelajarannyapun tidak akan maksimal. Oleh sebab itu, sebaiknya calon siswa dan orang tua secara bersama-sama menentukan jurusan yang akan dipilih, dan tidak sekedar ikut-ikutan jurusan yang dipilih teman saat di SMP. Jika bingung mengenai lingkup jurusan, calon siswa dan orang tua dapat mendatangi dan bertanya dengan detail kepada guru di salah satu SMK terdekat lalu kemukakan bidang yang diminati, walaupun SMK tersebut tidak membuka jurusan yang dimaksud, saya yakin guru dari SMK tadi akan memberi nama jurusan dan lokasi SMK yang tepat. Saat anak berminat mempelajari mesin, misalnya, perlu dikhususkan lagi, mesin apa yang diminati? Mesin mobil, mesin sepeda motor, mesin kapal laut, mesin perkakas, atau justru gambar mesin? Setiap jenis “mesin” tersebut memiliki jurusan tersendiri. Maka dari, itu harus detail.

B. Proses Belajar

Setelah menemukan jurusan dan SMK yang dirasa tepat, calon siswa atau orang tua dapat bertanya kepada guru/panitia PPDB SMK tersebut perihal proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, baik teori maupun praktikumnya. Jika perlu, kunjungilah tempat praktikumnya (bengkel atau laboratorium) yang dimiliki sekolah itu agar calon siswa benar-benar yakin dengan jurusan yang akan dimasuki. Dikarenakan ada proses Praktek Kerja Industri (Prakerin) bagi siswa SMK, tanyakan juga lokasi yang biasa dijadikan tempat Prakerin oleh jurusan tadi. Dengan informasi lokasi ini dapat diketahui salah satu indikator kualitas SMK dalam mengelola proses pembelajarannya.

C. Biaya

Biaya belajar di SMK yang harus dikeluarkan orang tua, menurut saya, relatif lebih tinggi dibanding SMA dan berbeda-beda sesuai dengan jurusan yang dipilih. Walaupun sangat banyak pihak yang gembar-gembor bahwa pendidikan itu harus murah dan bahkan seharusnya gratis, saya pribadi me-wanti-wanti (mengingatkan) kepada orang tua jangan terlalu berharap hal ideal seperti itu akan segera terwujud, maka dari itu, bersiaplah dengan sejumlah dana pribadi untuk pendidikan anak Anda. Selain biaya yang umum ada di sekolah, seperti seragam (mungkin satu paket dengan sepatu, topi, dan asesoris khusus untuk jurusan-jurusan tertentu), SPP, uang saku, ongkos ke sekolah, iuran kegiatan ekstrakurikuler (jika anak Anda ikut), buku Lembar Kerja Siswa (LKS), sumbangan masjid, iuran idul Adha (kurban), sampai iuran acara perpisahan (walau acara ini sebenarnya dikhususkan untuk siswa kelas XII, siswa X dan XI pun biasanya dimintai iuran juga), ada biaya lain yang menjadi ciri khas SMK yang sering membuat para orang tua “kaget” baik waktu penyampaiannya yang dirasa terlalu mendadak maupun jumlah yang harus dibayar.

Biaya khusus ini adalah biaya Prakerin dan uji kompetensi (rangkaian Ujian Nasional). Lokasi prakerin tentu berpengaruh pada besarnya biaya yang harus disiapkan, bahkan ada SMK yang lokasi Prakerinnya di luar kota, luar provinsi, atau bahkan di luar negeri. Selain dua biaya tadi, pada jurusan tertentu ada kebutuhan tambahan yang memang harus dilalui, seperti di SMK dengan program studi pelayaran, di mana siswanya memerlukan biaya untuk pembuatan buku pelaut, surat keterangan berlayar, dan pelatihan keselamatan dasar (basic safety training). Dengan mengetahui kisaran biaya yang harus dibayar dan kapan harus membayar saat mendaftarkan anak ke SMK, para orang tua memiliki tengat waktu yang cukup untuk menyiapkan biayanya.

D. Penyaluran Kerja

Penyaluran kerja bagi para lulusan merupakan bentuk komitmen SMK kepada para lulusan, orang tua, dan masyarakat atas proses pendidikan dan pelatihan yang dikelolanya melalui wakil kepala sekolah bidang hubungan dunia industri (wakasek hubdin) atau bursa kerja khusus (BKK). Calon siswa baru dan orang tua bisa mencari informasi perihal program atau langkah-langkah yang disediakan SMK dalam upaya menyalurkan lulusannya ke dunia kerja. Dari informasi ini, para orang tua dapat menilai keseriusan pengelola SMK dalam "menyalurkan" anak Anda saat lulus nanti. Walaupun demikian, sekolah hanya menjembatani para lulusan ke dunia kerja dan yang paling menentukan diterima atau tidaknya oleh industri tergantung pada kompetensi lulusan (siswa) itu sendiri.

Jika Anda (orang tua siswa) berniat untuk memasukkan putra-putri Anda ke jenjang pendidikan tinggi, dan bukannya mencari kerja setelah lulus nanti, saya sarankan Anda mencari tahu juga (bertanya kepada guru di SMK yang akan dimasuki anak Anda) lembaga-lembaga pendidikan tinggi mana saja yang dapat dijadikan pilihan sesuai dengan jurusan yang diminati anak Anda, berikut lokasi lembaga tersebut.

Demikian beberapa hal yang sekiranya perlu diketahui oleh para orang tua dan calon siswa yang akan mendaftar ke SMK. Semoga bermanfaat.

No comments: