Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) atau Penerimaan Siswa Baru
(PSB) merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahun oleh
sekolah dan bukanlah sesuatu yang baru bagi kalangan pendidikan apalagi
untuk guru yang biasa menjadi panitia PPDB/PSB di sekolah. Akan tetapi
bagi para calon peserta didik baru (siswa baru) dan sebagian orang tua
hal ini merupakan sesuatu yang perlu dicermati, terutama saat anak
berminat masuk ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di mana calon siswa
harus memilih jurusan yang akan dimasuki agar anak dan orang tua tidak
“menyesal” di kemudian hari. Melalui tulisan sederhana ini, saya hanya
sekedar berbagi beberapa hal yang saya rasa perlu diperhatikan oleh para
calon siswa SMK dan para orang tua dalam memilih jurusan di SMK.
A. Lingkup Jurusan
Keterangan yang paling utama dalam memilih
jurusan di SMK adalah lingkup pembelajaran jurusan itu sendiri.
Pemahaman tentang suatu jurusan sangat erat kaitannya dengan minat calon
siswa, karena minat merupakan salah satu faktor penting dalam belajar.
Jika jurusan yang dimasuki tidak sesuai dengan minat, maka proses
pembelajarannyapun tidak akan maksimal. Oleh sebab itu, sebaiknya calon
siswa dan orang tua secara bersama-sama menentukan jurusan yang akan
dipilih, dan tidak sekedar ikut-ikutan jurusan yang dipilih teman saat
di SMP. Jika bingung mengenai lingkup jurusan, calon siswa dan orang tua
dapat mendatangi dan bertanya dengan detail kepada guru di salah satu
SMK terdekat lalu kemukakan bidang yang diminati, walaupun SMK tersebut
tidak membuka jurusan yang dimaksud, saya yakin guru dari SMK tadi akan
memberi nama jurusan dan lokasi SMK yang tepat. Saat anak berminat
mempelajari mesin, misalnya, perlu dikhususkan lagi, mesin apa yang
diminati? Mesin mobil, mesin sepeda motor, mesin kapal laut, mesin
perkakas, atau justru gambar mesin? Setiap jenis “mesin” tersebut
memiliki jurusan tersendiri. Maka dari, itu harus detail.
B. Proses Belajar
Setelah
menemukan jurusan dan SMK yang dirasa tepat, calon siswa atau orang tua
dapat bertanya kepada guru/panitia PPDB SMK tersebut perihal proses
pembelajaran yang akan dilaksanakan, baik teori maupun praktikumnya.
Jika perlu, kunjungilah tempat praktikumnya (bengkel atau laboratorium)
yang dimiliki sekolah itu agar calon siswa benar-benar yakin dengan
jurusan yang akan dimasuki. Dikarenakan ada proses Praktek Kerja
Industri (Prakerin) bagi siswa SMK, tanyakan juga lokasi yang biasa
dijadikan tempat Prakerin oleh jurusan tadi. Dengan informasi lokasi ini
dapat diketahui salah satu indikator kualitas SMK dalam mengelola
proses pembelajarannya.
C. Biaya
Biaya belajar di SMK yang
harus dikeluarkan orang tua, menurut saya, relatif lebih tinggi
dibanding SMA dan berbeda-beda sesuai dengan jurusan yang dipilih.
Walaupun sangat banyak pihak yang gembar-gembor bahwa pendidikan itu
harus murah dan bahkan seharusnya gratis, saya pribadi me-wanti-wanti
(mengingatkan) kepada orang tua jangan terlalu berharap hal ideal
seperti itu akan segera terwujud, maka dari itu, bersiaplah dengan
sejumlah dana pribadi untuk pendidikan anak Anda. Selain biaya yang umum
ada di sekolah, seperti seragam (mungkin satu paket dengan sepatu,
topi, dan asesoris khusus untuk jurusan-jurusan tertentu), SPP, uang
saku, ongkos ke sekolah, iuran kegiatan ekstrakurikuler (jika anak Anda
ikut), buku Lembar Kerja Siswa (LKS), sumbangan masjid, iuran idul Adha
(kurban), sampai iuran acara perpisahan (walau acara ini sebenarnya
dikhususkan untuk siswa kelas XII, siswa X dan XI pun biasanya dimintai
iuran juga), ada biaya lain yang menjadi ciri khas SMK yang sering
membuat para orang tua “kaget” baik waktu penyampaiannya yang dirasa
terlalu mendadak maupun jumlah yang harus dibayar.
Biaya khusus
ini adalah biaya Prakerin dan uji kompetensi (rangkaian Ujian Nasional).
Lokasi prakerin tentu berpengaruh pada besarnya biaya yang harus
disiapkan, bahkan ada SMK yang lokasi Prakerinnya di luar kota, luar
provinsi, atau bahkan di luar negeri. Selain dua biaya tadi, pada
jurusan tertentu ada kebutuhan tambahan yang memang harus dilalui,
seperti di SMK dengan program studi pelayaran, di mana siswanya
memerlukan biaya untuk pembuatan buku pelaut, surat keterangan berlayar,
dan pelatihan keselamatan dasar (basic safety training).
Dengan mengetahui kisaran biaya yang harus dibayar dan kapan harus
membayar saat mendaftarkan anak ke SMK, para orang tua memiliki tengat
waktu yang cukup untuk menyiapkan biayanya.
D. Penyaluran Kerja
Penyaluran
kerja bagi para lulusan merupakan bentuk komitmen SMK kepada para
lulusan, orang tua, dan masyarakat atas proses pendidikan dan pelatihan
yang dikelolanya melalui wakil kepala sekolah bidang hubungan dunia
industri (wakasek hubdin) atau bursa kerja khusus (BKK). Calon siswa
baru dan orang tua bisa mencari informasi perihal program atau
langkah-langkah yang disediakan SMK dalam upaya menyalurkan lulusannya
ke dunia kerja. Dari informasi ini, para orang tua dapat menilai
keseriusan pengelola SMK dalam "menyalurkan" anak Anda saat lulus nanti.
Walaupun demikian, sekolah hanya menjembatani para lulusan ke dunia
kerja dan yang paling menentukan diterima atau tidaknya oleh industri
tergantung pada kompetensi lulusan (siswa) itu sendiri.
Jika Anda
(orang tua siswa) berniat untuk memasukkan putra-putri Anda ke jenjang
pendidikan tinggi, dan bukannya mencari kerja setelah lulus nanti, saya
sarankan Anda mencari tahu juga (bertanya kepada guru di SMK yang akan
dimasuki anak Anda) lembaga-lembaga pendidikan tinggi mana saja yang
dapat dijadikan pilihan sesuai dengan jurusan yang diminati anak Anda,
berikut lokasi lembaga tersebut.
Demikian beberapa hal yang
sekiranya perlu diketahui oleh para orang tua dan calon siswa yang akan
mendaftar ke SMK. Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment